Lanjuut
ke bagian 3 sejarah kota batusangkar masih bersama admin blog
kota-batusangkar.blogspot.com btw, sejarah kota batusangkar bagian 2 sudah dibaca apa belum? kalau udah, langsung aja ke TKP...!!!
sejarah kota batusangkar bag.3 |
Pada
tahun 1913 terjadi lagi reorganisasi pemerintahan Kolonial. Pada tahun inilah
nama Batusangkar baru muncul. Afdeeling Tanah Datar yang kembali dipimpin oleh
seorang adsistent resident dengan ibu kota Sawahlunto dibagi ke dalam empat
Onderafdeeling. Salah satu Onderafdeeling tersebut yaitu Fort van der Capellen
yang terdiri dari Districten Batusangkar dan Pariangan, di bawah pimpinan
seorang Controleur dari Bestuur Binnenlandsch, dengan ibu kota Fort van der
Capellen. Pada tahun 1913 inilah Batusangkar muncul sebagai distrik yang
sebelumnya hanya sebagai daerah kecil/dusun kecil yang berada di dekat benteng
van der Capellen.
Reorganisasi
pemerintahan Kolonial masih tetap berlanjut. Pada tahun 1935 susunan Afdeeling
Tanah Datar kembali berganti. Afdeeling Tanah Datar berganti ibu kota yaitu di
Padang Panjang. Hal ini terjadi karena adanya perlawanan rakyat baik melalui
partai politik yang menjamur awal abad 20 maupun perlawanan bersenjata. Selain
itu Afdeeling Tanah Datar terdiri dari tiga Onderafdeeling, salah satunya Fort
van der Capellen yang juga terdiri dari Distrik Batusangkar-Pariangan. Distrik
ini juga dibagi menjadi Onderdistricten Pagaruyung, Salimpaung, Buo, Sungai
Tarab-Limo Kaum dan Pariangan. Pejabat tertinggi di Onderafdeeling ini dipegang
oleh seorang Controleur yang berkedudukan di Fort van der Capellen.
Pembangunan
Fort van der Capellen juga tidak terlepas dari kekuasaan Paderi yang cukup
besar di Tanah Datar. Jauh sebelum benteng ini ada, perang Paderi sudah lama
berlangsung di Minangkabau. Tepatnya pada tahun 1803, ketika tiga orang haji
pulang dari Mekkah yaitu Haji Sumanik, Haji Miskin, dan Haji Piobang memperoleh
gagasan yang tepat untuk melakukan tindakan pembersihan. Pembersihan ini sama
halnya dengan kisah kaum Wahabi dalam menaklukkan Mekah dari kekuasaan dinasti
Khalifah Usmaniyah dari Turki. Tindakan keras kaum Wahabi di Mekah ini yang
akan diterapkan oleh tiga orang haji tersebut di Minangkabau
Tanah
Datar yang menjadi pusat Kerajaan Pagaruyung, pengembangan ajaran Paderi banyak
mendapat perlawanan yang keras, sehingga terjadilah perang antara kaum Paderi
dan kaum adat di Tanah Datar. Ketika pihak Kerajaan Pagaruyung merasa tersudut
oleh Paderi maka Sutan Alam Bagagarsyah mencari bantuan Inggris yang
berkedudukan di Padang. Pada saat yang sama, Padang diserahkan Inggris ke
Belanda berdasarkan Konvensi London tahun 1814, namun Sumatera Barat ( sumbar ) baru
dikuasai Belanda tahun 1819. Setelah Belanda menerima Padang dari Inggris, para
penghulu dan kerabat Kerajaan Pagaruyung yang beramai-ramai meminta bantuan
Belanda untuk mengalahkan Paderi dari nagarinya masing-masing
Pemerintah
Kolonial mengambil kesempatan yang “besar” dari para penghulu dan Raja
Pagaruyung yang dijabat oleh Daulat Yang Dipertuan Sutan Alam Bagagarsyah.
Pemerintah Kolonial membantu para kaum adat ini tentu dengan syarat yang lebih
pula. Kemudian Pemerintah Kolonial membuat perjanjian pada tanggal 10 Februari
tahun 1821 yang pada dasarnya berisi tentang penyerahan Alam Minangkabau pada
pemerintah Kolonial. Setelah perjanjian ini ditandatangani oleh kedua belah
pihak, pemerintah Kolonial mulai bergerak dan melakukan perang dengan kaum
Paderi tahun 1821 hingga tahun 1838 Perang inipun banyak memakan korban jiwa
baik di pihak Kolonial Belanda maupun pihak Paderi sendiri.
Batusangkar
yang dijadikan Ibu kota Kabupaten Tanah Datar memiliki perjalanan tersendiri.
Perkembangan dari kota ini walaupun tidak cukup signifikan namun cukup
memberikan perubahan dari segi tata kotanya. Misalnya dari segi pembangunan
benteng, rumah asisten residen, sekolah, dan masih banyak lagi
bangunan-bangunan Belanda yang akan penulis teliti di kota Batusangkar. Selain
itu sejarah kota juga tidak terlepas dari situasi administrasi pemerintahannya
atau politik pemerintahan serta sosial ekonomi dan budaya masyarakatnya.
silahkan diulangi membaca sejarah kota batusangkar kalau lupa alur ceritanya, hehehe..
ini link nya :
sejarah kota batusangkar bagian 1
sejarah kota batusangkar bagian 2
silahkan diulangi membaca sejarah kota batusangkar kalau lupa alur ceritanya, hehehe..
ini link nya :
sejarah kota batusangkar bagian 1
sejarah kota batusangkar bagian 2
sumber: Najmi
Saya sangat terbantu dengan adanya tulisan ini dalam rangka menambah pengetahuan tentang kota batusangkar segabai ibukota kabupaten Tanah Datar....terima kasih
BalasHapusAss wr wb Dt. Tan Baro. Ambo Desyandri dr kaum Pitopang kanagarian Suliki 50 koto ingin babinang2 no datuak. No HP ambo 082174165705. Penting bana. Wassalam
HapusPangulu kami juo samo galanyo jo Datuak. Dt. Tan Baro, suku Pitopang, kanagarian Suliki, kab. 50 kota...
HapusTerimakasih atas pemaparan sejarah Batusangkar yg singkat dan baik sekali. :D
BalasHapustarimo kasih pak info nyo.... ambo butuh info tentang tanggal dan bulan lahir nyo namo Batusangkar.... pnasaran ambo...
BalasHapusKota lain ado milad nyo... kampuang ambo ko ndak ado nan tau tgl milad nyo.trims pak